Bonsai  adalah tanaman atau pohon yang dikerdilkan di dalam pot dangkal dengan  tujuan membuat miniatur dari bentuk asli pohon besar yang sudah tua di  alam bebas.
Penanaman  (sai) dilakukan di pot dangkal yang disebut bon. Istilah bonsai juga  dipakai untuk seni tradisional Jepang dalam pemeliharaan tanaman atau  pohon dalam pot dangkal, dan apresiasi keindahan bentuk dahan, daun,  batang, dan akar pohon, serta pot dangkal yang menjadi wadah, atau  keseluruhan bentuk tanaman atau pohon.
Bonsai adalah pelafalan bahasa Jepang untuk penzai.
Seni ini mencakup berbagai teknik pemotongan dan pemangkasan tanaman,  pengawatan (pembentukan cabang dan dahan pohon dengan melilitkan kawat  atau membengkokkannya dengan ikatan kawat), serta membuat akar menyebar  di atas batu.
Model  atau gaya bonsai paling dasar yang perlu dikuasai pemula adalah  berdasarkan gaya tumbuhnya, yakni formal dan menggantung. Penjabaran  lebih jelas kedua gaya ini adalah sebagai berikut:
Model  FormalModel atau gaya formal mengikuti pertumbuhan normal dari tanaman  yang bersangkutan. Gaya ini terdiri dari tegak lurus, tegak berliku, dan  miring.
1. Tegak Lurus
Bonsai  dengan gaya tegak lurus memiliki batang yang tegak lurus dari pangkal  akar sampai ke top mahkota atau puncak batang. Diameter pangkal batang  besar dan semakin ke atas batang semakin mengecil. Demikian juga dengan  cabang dan ranting pun semakin ke ujung semakin mengecil. Diameter  cabang di bagian bawah lebih besar dibandingkan dengan bagian atas. Akar  bonsai ini kuat dan menjalar ke segala arah dipermukaan media tanam.  Bonsai dengan gaya ini memiliki jarak antar cabang yang tidak merata.  Semakin ke atas jarak antar cabangnya semakin rapat. Arah percabangan  harus diperhatikan. Pembentukkan bonsai  dengan gaya tegak lurus diawali dengan menentukan cabang yang akan  dijadikan sebagai top mahkota. Setelah cabang top mahkota ditentukan,  batang yang terletak di atasnya dipotong. Sebaiknya, pemotongan batang  tersebut menghadap kesamping atau ke arah belakang agar bekas pemotongan  tidak tampak di depan.
2. Tegak Berliku
Bonsai  dengan gaya tegak berliku memiliki batang yang tegak, tetapi  berlekuk-lekuk. Seperti halnya bonsai dengan gaya tegak lurus, bonsai  ini juga memiliki pangkal batang yang besar dan semakin ke top mahkota  mengecil. Cabang bagian bawah lebih besar dibandingkan cabang dengan  bagian atasnya. Namun, cabang bagian atas itu tampak tumbuh di setiap  lekukan batang. Cabang bagian bawah dibentuk hingga tingginya sepertiga  dari tinggi keseluruhan batang. Lekukan sebaiknya selalu dibuat mengarah  ke kiri dan ke kanan atau sebaliknya. Agar terkesan alami, arah cabang  perlu dibuat ke depan agak menyerong ke kiri atau ke kanan, sehingga  lekukannya tampak dari arah depan.
3. Gaya Miring
Bonsai  dengan gaya miring mengesankan sebuah pohon yang tumbuh di sebuah  lereng atau tanah yang miring. Bonsai dengan gaya ini memiliki pangkal  batang yang lebih besar dari pada pucuk batangnya. Akarnya harus  terkesan kuat menahan tegaknya pohon. Pembentukan bonsai bergaya miring  diawali dengan pengawetan batang. Batang yang tadinya tumbuh tegak  diubah arah tumbuhnya ke samping dengan melakukan pengawatan.  Lama-kelamaan, batang yang dikawat akan tumbuh miring dengan sendirinya.  Arah percabangan sebaiknya dibuat sejajar dengan permukaan tanah atau  merunduk ke arah permukaan tanah, sehingga kesan miring bisa terlihat  jelas.
Model  Menggantung atau cascadeGaya ini berlawanan dengan pertumbuhan normal  tanaman. Gaya ini ada dua, yakni semi (setengah) menggantung dan murni  menggantung
1. Setengah Menggantung
Bonsai  dengan model setengah menggantung mengesankan pohon yang tumbuh di  tempat-tempat tandus, seperti tebing yang curam. Pohon di sela-sela  tebing pertumbuhannya akan membelok ke atas mencari cahaya. Jika  dipindahkan ke pot, pohon itu tampak miring dan menggantung. Bonsai  dengan gaya ini, puncak atau top mahkotanya tidak boleh melebihi bibir  pot
2. menggantung
Gaya  menggantung sama dengan gaya setengah menggantung, hanya top mahkotanya  melebihi atau jauh dibawah bibir pot. Cara pembentukannya juga sama  dengan pembentukan bonsai bergaya setengah menggantung.
Tanaman Hias