Taktarau iblis begitu namanya dalam Bahasa Indonesia, namanya dalam Bahasa Inggrispun menyeramkan Satanic Nightjar, bahkan nama ilmiahnya juga menakutkan Eurostopodus diabolicus. Bukan hanya namanya saja yang bernuansa gelap. Burung ini juga aktif pada malam hari. Tidak heran jika belum banyak yang diketahui tentang burung ini. Lantas nama iblis, satanic dan diabolicus itu asalnya dari mana? Konon kabarnya, suara burung ini mirip air yang jatuh menetes …plip plop, yang lantas disamakan dengan suara mana kala biji mata dicabut dari wadahnya.
Begitukah bunyi suara burung ini? Entahlah, saya belum pernah mendengarnya. Melihatnyapun belum pernah. Coba tanyakan saja pada kawan satu ini. Dalam Bahasa Inggris, burung ini juga dikenal dengan nama yang sangat santun Sulawesi Eared-Nightjar. Sulawesi? Tepat juga, karena di dunia burung ini hanya bisa dijumpai di Pulau Sulawesi. Hidup di hutan-hutan mulai dari dataran rendah hingga ke hutan pegunungan. Hutan yang terus dibabati membuat tempat tinggal burung ini semakin menyempit. Karena itu pula burung ini lantas dimasukan ke dalam daftar hewan yang terancam punah dengan status Rentan (Vulnerable).
Taman Nasional Lore Lindu diketahui sebagai tempat di mana burung ini sering dijumpai. Burung ini pertama kali dijumpai pada tahun 1931 di kaki Gunung Klabat, Semenanjung Minahasa. Akan tetapi burung ini daerah hidupnya mungkin lebih luas dari perkiraan semula. Bisa jadi burung ini hidup di seluruh Pulau Sulawesi. Tidak banyak memang peneliti yang mau kluyuran malam-malam untuk meneliti burung, apalagi kalau yang dicari itu burung bernama iblis begini, walaupun tampangnya jauh dari kesan menakutkan.
Kesulitan lain yang menyebabkan sulitnya penelitian burung ini adalah kemampuannya untuk menyamarkan diri dengan lingkungan sekitarnya. Susah sangatlah untuk dilihat. Masih belum jelas juga bagaimana siklus berkembang biaknya. Sebuah sarang yang dijumpai hanya berisi satu butir telur saja. Sarangnya sendiri sangatlah sederhana, hanya terdiri dari dedaunan kering yang ditempatkan di atas tanah.
burung endemik
,
Burung Langka